Saturday, June 6, 2015

Caulobacter crescentus Penghasil Lem Terkuat di Dunia



Caulobacter crescentus Penghasil Lem Terkuat di Dunia
Caulobacter crescentus

Tahukah Kamu??
Selama ini banyak produk zat perekat yang dihasilkan berbagai pabrikan di sejumlah Negara. Namun tahukah Kamu bahwa semua zat perekat buatan manusia tersebut belum ada apa-apanya dibanding lem produksi bakteri. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bakteri air tawar Caulobacter crescentus mengeluarkan semacam zat yang sangat lengket berbahan dasar gula. Saking lengketnya lem produksi bakteri tersebut mampu menahan tarikan beberapa mobil sekaligus Dengan kekuatan merekatkan hampir ton per inci persegi.

Morfologi
Caulobacter crescentus merupakan bakteri nonfotosintetik uniseluler. Bakteri ini mempunyai prosteca, stalk. Ujung distal bersifat adhesive, sel-sel C. crescentus dapat menempel pada substrat individu atau berkoloni, tiap koloni terdiri dari sejumlah sel memancar dari massa pusat bahan adesif. Caulobacter crescentus berkembangbiak dengan melakukan pembelahan biner asimetrik. Sel anak memiliki satu flagel polar. Setelah dewasa, anak akan kehilangan flagela nya dan mulai mengembangkan prosteca. Dalam sel dewasa (induk), prosteca dapat menunjukkan satu atau lebih pita bersilang, masing-masing menandai peralihan siklus selnya. (Prescott, Harley, Klein, 2005, Microbiology Sixth Edition). “Famili Caulobacteraceae sel berupa batang, lurus atau bengkok. Dalam fase mengembara, sel-sel mempunyai flagel. Dalam fase diam, sel-sel bertangkai. Tangkai melekat pada substrat. Gram negative. Pembiakan secara transversal. Flagel monotrik” (Dwidjoseputro, 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi). Caulobacter crescentus merupakan kingdom Bacteria, phylum Proteobacteria, kelas α-Proteobacteria, ordo Caulobacterales, family Caulobacteraceae, genus Caulobacter. “Alpha proteobacteria also include many nonphototrophic heterotrops of soil and water. Many aquatic and soil heterotrophs are oligotrophs adapted to extremely low nutrient concentrations; an example is Caulobacter crescentus” (Slonczewski dan Foster, 2009, Microbiology an evolving science).

Habitat
C. crescentus berkemampuan hidup dalam kondisi yang miskin nutrisi, yang menjelaskan keberadaannya dalam air bersih. C. crescentus tidak berbahaya bagi kesehatan manusia karena tidak menghasilkan racun bagi manusia. (Fakta Ilmiah, 2010, Caulobacter Penghasil lem terkuat). Menurut Dwidjoseputro dalam buku nya yang berjudul Dasar-daras Mikrobiologi (2010) menyatakan bahwa habitat Caulobacter crescentus di air tawar dan air laut.


Peran Ekologi
Caulobacter crescentus juga berperan penting dalam siklus karbon. Bakteri ini dapat memperoleh energi dan karbon dari pengurangan senyawa karbon. Ini sangat efisien dalam memperoleh molekul karbon yang digunakan untuk pertumbuhan, tanpa menambah sumber karbon (kiranya menyerap denga cukup senyawa karbon atmosphere). “that isi, it is a facultative methylotroph and can derive both energy and carbon from reduced one-carbon compounds. It is so efficient at acquiring one-carbon molecules that it can grow in a medium without an added carbon source (presumably the medium absorbs sufficient atmospheric carbon compounds)” (Prescott, Harley, Klein, 2005, Microbiology Sixth Edition).

Peranan Positif Caulobacter crescensus
Caulobacter crescentus, menghasilkan salah satu zat adhesif (lem) yang paling kuat di dunia, dan menggunakan lem tersebut untuk menempelkan dirinya sendiri di lingkungan yang basah. Bakteri ini memiliki dua tahap kehidupan, pertama pada saat berenang di lingkungannya dengan didorong oleh flagellum, dan tahapan kedua adalah pada saat menanamkan dirinya sendiri ke permukaan yang basah. Pada tahap ini, mekanisme pembuatan semen (lem) dan penguncian diri yang kompleks, menggantikan flagellum yang juga sangat kompleks. Riset ini dapat membantu para ilmuwan dalam pengembangan segala sesuatu, mulai dari pencuci WC sampai krim antibakteri (“Video Microscopy Unveils the Tricks of Nature’s Toughest Glue,” Popular Science, 10 Feb. 2012, koran.tempo.co). Para ilmuan menemukan kalau mereka harus memakai gaya sekitar 1 mikronewton untuk memisahkan satu bakteri Caulobacter crescentus dari pipet kaca. Karena C.crescentus sangat kecil, gaya tarik sekuat 1 mikronewton menghasilkan stress besar, besarnya 70 newton per milimeter persegi. Stress yang dapat ditahan oleh adhesi bakteri setara dengan 0.775 ton per cm persegi. Bandingkan dengan lem super komersial yang gaya gesernya hanya 18 hingga 28 newton per milimeter persegi. Secara hipotesis, lem produksi C. crescentus dapat diproduksi massal dan dipakai. Masalahnya adalah bagaimana memproduksi lem ini tanpa membuat lemnya lengket pada mesin pembuatnya. Bayangkan, untuk melepaskan lem ini dari daerah seluas buku tulis biasa, perlu tarikan lima buah mobil. (Fakta Ilmiah, 2010, Caulobacter Penghasil lem terkuat).

Peranan Negatif Caulobacter crescentus
Caulobacter crescentus menghasilkan lem terkuat di dunia. Dengan kekuatan lem tersebut, maka untuk melepaskan dari mesin pembuatnya perlu tenaga yang luar biasa. Bayangkan untuk melepaskan lem ini dari daerah seluas buku tulis biasa saja perlu tarikan lima buah mobil. Akan sangat membutuhkan tenaga dan biaya yang sangat banyak.

Kaitan dalam Masyarakat
Karena habitat Caulobacter crecentus ini hidup di air yang bersih, maka bakteri ini dapat dijadikan sebagai indikator pencemaran air oleh manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. 2010.
Prescott, Harley dan Klein. Microbiology Sixth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies.Inc. 2005.
Slonczewski, John dan Foster, John. Microbiology an Evolving Science. New York: Norton Company. 2009.
Anonim. Bakteri Pembuat Lem Terlengket di Bumi. http://koran.tempo.co/konten/2012/02/14/264669/Bakteri-Pembuat-Lem-Terlengket-di-Bumi. 2012. Diakses pada tanggal 05 Juni 2015 pukul 19.25 WIB.
The x, Caulobacter penghasil lem terkuat di dunia. http://www.faktailmiah.com/2010/09/28/caulobacter-penghasil-lem-terkuat-di-dunia.html. 2010. Diakses pada tanggal 05 Juni 2015 pukul 19.23 WIB.

82 comments:

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Anonymous said...

Selamat malam saudari Nurul, artikel anda angan simpel namun memuat informasi yang cukup lengkap, mengenai isi dari artikel tersebut ada hal yang ingin saya tanyakan, yaitu :
Apa tujuan Caulobacter crescentus “membuang” flagelnya dan memilih kehidupan yang sesil daripada motil ketika dewasa selain untuk siklus selnya? Bagaimana metabolismenya?

nila zuqistya said...

Pada paragraf kelima disebutkan bahwa “Pada tahap ini, mekanisme pembuatan semen (lem) dan penguncian diri yang kompleks, menggantikan flagellum yang juga sangat kompleks. Riset ini dapat membantu para ilmuwan dalam pengembangan segala sesuatu, mulai dari pencuci WC sampai krim antibakteri”. Nah, pertanyaan saya, apakah korelasi antara lem yang dihasilkan oleh Caulobacter crescentus dengan pencuci WC dan krim antibakteri ?

Unknown said...

Selamat lebih tengah malam , super sekali artikel kakak adiguna, namun disini saya ingin bertanya kenapa Lactobacillus plantarum tidak bisa tumbuh pada suhu 45 ° C? Apa yang terjadi jika bakteri tersebut berada pada suhu lebih dari 15 derajat celcius? Termasuk pada suhu 45 ° C, Matikah? Terimakasih.

Unknown said...

Wahh menarik sekali artikel kaka Nurul, Alhamdulillah menambah wawasan bagi para pembacanya  saya ingin sedikit menambahkan saja mengenai pengaturan siklus sel pada bakteri Caulobacter crescentus, yaitu “Pengaturan siklus sel melibatkan beragam sistem regulasi dua komponen. Satu pengatur respon, CtrA, memiliki peran penting dalam pengendalian inisiasi replikasi DNA dan ekspresi banyak gen. Setelah inisiasi replikasi DNA di sel induk, tingkat bentuk fosforilasi CtrA (CtrA-P) meningkat, CtrA-P (dan/atau CtrA) kemudian melakukan transkripsi gen tertentu – termasuk gen flagela awal dan gen pengatur yang diperlukan untuk ekspresi gen flagela lanjut. Pengaturan gen flagela mungkin lebih rumit lagi dari yang diduga sebelumnya.
Protein FliF ditargetkan pada situs polar tertentu di sel anak (swarmer) yang berkembang, yaitu gelanggang MS di sel swarmer berkembang karena septasi; mekanisme yang bertanggung jawab untuk mengarahkan FliF ke lokasi yang tepat masih belum diketahui.
Setelah pembentukan septum, protein FlbD diaktifkan oleh fosforilasi – kinase, FlbE, terjadi di dekat septum dalam sel anak; protein FlbD yang teraktivasi (FlbD?P) memberikan transkripsi gen flagela lanjut – menghasilkan perkembangan flagela polar di sel anak.
Di sel anak, CtrA-P berikatan dengan pusat kromosom, dan menghambat replikasi; karenanya tidak seperti sel induk (bertangkai), swarmer tidak membelah hingga ia dewasa.
Dalam kondisi normal, peran CtrA (yaitu bentuk yang belum terfosforilasi) di sel induk memuat aktivasi gen pembelahan sel lanjut ftsQ dan ftsQ – yang ekspresinya perlu untuk pembelahan sel. Bila replikasi DNA dihambat, maka CtrA tidak tersintesis (karenanya memblok pembelahan sel) – tidak adanya sintesis dalam kondisi ini mencerminkan kegagalan aktivasi CtrA; karena aktivasi CtrA secara normal tergantung pada CtrA-P, diduga kalau penghambatan replikasi DNA dapat menghambat fosforilasi CtrA – menjadi checkpoint siklus sel yang memblokade pembelahan sel tanpa adanya replikasi DNA.”
Informasi ini merujuk pada http://www.faktailmiah.com/2010/09/28/caulobacter-penghasil-lem-terkuat-di-dunia.html terima kasih.

Zia Sunardi said...

waaaww..... luar biasa sekali yah bakteri Caulobacter crescentus, dapat mengeluarkan semacam zat yang sangat lengket berbahan dasar gula. Saking lengketnya lem produksi bakteri tersebut mampu menahan tarikan beberapa mobil sekaligus Dengan kekuatan merekatkan hampir ton per inci persegi.
namun yang saya ingin tanyakan.... seperti apakah zat lengket yang dihasilkan bakteri tersebut?? agar kita bisa tau jika suatu saat terkena zat tersebut... terima kasih kaka

Unknown said...

Berdasarkan penjelasan artikel diatas, disebutkan bahwa habitatnya adalah di perairan laut dan tawar. Dari manakah bakteri trsebut mndapatkan nutrisi apabila hidupnya sebagian besar d air laut ?

Unknown said...

Selamat dini hari suadri Chunsa, mohon maaf saya tidak membahas spesies bakteri Lactobacillus plantarum. namun mungkin maksud anda rentan hidup Caulobacter crescentus.
berdasarkan sumber yang saya baca pada https://cahscient.files.wordpress.com/2008/08/textbook-mikrobiologi14.doc. menyatakan bahwa Caulobacter crescentus bersifat obligat aerob dan cenderung mesofilik, tetapi beberapa jenis dapat tumbuh pada suhu 5oC.

Unknown said...

terima kasih saudari Lelatul atas tambahannya. sangat bermanfaat sekali.

Unknown said...

ya terima kasih atas petanyaannya sudari Farid, habitat Caulobacter crescentus ini hidup di perairan tawar atau laut dengan kadar nutrisi yang rendah. mereka merupakan bakteri yang spesial yang memang khusus hidup di lingkungan dengan kadar nutrisi rendah. lalu bagaimana mereka mendapatkan nutrisi, karena walaupun begitu mereka tetap harus mendaptkan nutrisi untuk keberlangsungan hidupnya.
berdasarkan jurnal yang saya baca pada https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/albertus-eka-yudistira-s-078114118.pdf, menyatakan bahwa Bakteri prosthecate (Caulobacter crescentus) dapat berasosiasi dengan fototrofik dan heterotrofik diatom. Caulobacter dapat mengambil oksigen yang dihasilkan fotosintetik organisme dan sebagai imbalan Caulobacter menerima kelebihan makanan dari organisme fotosintetik tersebut.Caulobacter adalah organisme kemoheteroorganotrof yang dapat mengonsumsi karbohidrat dan asam amino.

https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/albertus-eka-yudistira-s-078114118.pdf

Unknown said...

ya selamat dini hari menjelang pagi saudara Abdan. terimakasih atas pertanyaannya.
berdasarkan tulisan yang saya baca pada https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/albertus-eka-yudistira-s-078114118.pdf. menyatakan bahwa ketika mereka menerima sinyal lingkungan yang menguntungkan maka mereka melepaskan flagelnya dan sel motil berhenti, Kemudian sel menyintesis prostheca dan melekat ke permukaan, sehingga menghasilkan sel stationer baru. Dan Sel motil merupakan salah satu hasil pembelahan sel stationer (sesil).
dari pernyataan diatas, menurut pendapat saya tujuan Caulobacter ini "membuang" flagelnya dan memilih kehidupan sesil dengan menyintesis prostecha, karena berkaitan juga dengan metabolisme nya, dimana ketika mereka menemukan lingkungan yang sesuai dan menguntungkan, maka siklus hidup Caulobacter akan menjadi sesil.

https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/albertus-eka-yudistira-s-078114118.pdf

Unknown said...

metabolisme berkaitan dalam hal nutrisi. Mereka terspesialisasi hidup di lingkungan akuatik, khususnya di daerah miskin nutrisi. Bakteri prosthecate dapat berasosiasi dengan fototrofik dan heterotrofik diatom. Pada inang fotosintetik terjadi simbiosis mutualisma. Caulobacter mengambil oksigen yang dihasilkan fotosintetik organisme dan sebagai imbalan Caulobacter menerima kelebihan makanan dari organisme fotosintetik. Caulobacter adalah organisme kemoheteroorganotrof yang dapat mengonsumsi karbohidrat dan asam amino.

https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/albertus-eka-yudistira-s-078114118.pdf

Endah's Life Story said...

berdasarkan artikel Anda di atas, Caulobacter "mempunyai prosteca, stalk. Ujung distal bersifat adhesive, sel-sel C. crescentus dapat menempel pada substrat individu atau berkoloni, tiap koloni terdiri dari sejumlah sel memancar dari massa pusat bahan adesif". Saya ingin bertanya, Apa yang dimaksud sel-sel C?, sebenarnya senyawa apa yang membuat bakteri ini menempel sangat kuat, bagaimana senyawa tersebut dihasilkan?, enzim apa saja yang berperan dalam menyekresikan senyawa atersebut? terimaksasih

Unknown said...

terimakasih atas pertanyaannya saudari Nila, setiap permasalahan pasti membutuhkan solusi "problem based learning".
ketika Caulobacter crescentus berada pada tahap sesil, dia menyintesis Prostecha untuk proses penguncian diri yang kompleks dan pembuatan semen (lem). lem tersebut sangat lengket dan pasti kita semua mengalami kesulitan dalam hal melepaskan lem tersebut. Para ilmuwan melakukan riset dengan tujuan untuk mencari solusi bagaimana mengembangkan segala sesuatu dari permasalahan yang ada (dalam hal ini lem yang sangat kuat). oleh karena itu dalam (Video Microscopy Unveils the Tricks of Nature’s Toughest Glue,” Popular Science, 10 Feb. 2012), para ilmuwan mengembangkan hal baru dalam kehidupan sehari-hari mulai dari pencuci WC sampai krim antibakteri dengan kolerasi untuk melepaskan bakteri yang sangat kuat dari WC (pencuci WC misalnya), dan krim antibakteri untuk menghilangkan bakteri yang kurang menguntungkan.

untuk lebih jelasnya saudari Nila bisa melihat Video Microscopy Unveils the Tricks of Nature’s Toughest Glue,” Popular Science, 10 Feb. 2012.

https://gbia.wordpress.com/2012/03/07/bakteri-menghasilkan-lem-paling-kuat/#respond

Welcome My Blog said...
This comment has been removed by the author.
Welcome My Blog said...

Assalamualaikum, wr. wb
Berdasarkan artikel anda diatas, telah dijelaskan bahwa bakteri Lactobacillus plantarum merupakan produksi lem yang sangat kuat di dunia, dari pada pembuatan lem yang dibuat oleh manusia pada umumnya.Dan bahkan Masalahnya adalah bagaimana memproduksi lem ini tanpa membuat lemnya lengket pada mesin pembuatnya. Terkait hal tersebut, yang ingin saya Tanyakan Bagaimana solusi yang tepat Jika lem ini akan berdampak negatif terus disekeliling kehidupan manusia dan lingkungan basah? Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya?Tolong dijelaskan . Terimahkasih

Unknown said...

terima kasih saudari Endah atas pertanyaannya.
1. yang di maksud disini bukan sel-sel C melainkan sel-sel C.crescentus. bisa dilihat lagi kalimatnya :)
2. mohon maaf untuk nama senyawa apa yang dihasilkan saya belum memperoleh sumber yang menyatakan langsung. namun dari berbagai sumber yang saya baca senyawa ini merupakan zat adhesif (lem) yang sangat lengket berbahan dasar gula.
3. senyawa tersebut dihasilkan ketika bakteri tersebut menanamkan dirinya sendiri ke permukaan yang basah. Pada tahap ini, bakteri menyintesis prostecha untuk pelekatan dan mekanisme pembuatan semen (lem) dan penguncian diri yang kompleks. Lalu pada kontak, flagela berhenti bergerak dengan bantuan dari struktur seperti kabel di dekatnya yang disebut pili. Pelekatan ini merangsang produksi perekat manis , yang kemudian dikeluarkan pada daerah kulit dan segera mengikat sel ke permukaan.
4. pada sumber yang saya baca, tidak disebutkan enzim yang berfungsi untuk menyekresikan zat tersebut. tetapi pada saat proses menyintesis prostecha untuk pelekatan, akan merangsang sekresi produksi zat perekat.

http://www.faktailmiah.com/2010/09/28/caulobacter-penghasil-lem-terkuat-di-dunia.html
http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Caulobacter_crescentus

Unknown said...

Terima kasih saudari Zia atas pertanyaanya.
mohon maaf saya belum menemukan sumber yang langsung menyatakan nama dari zat perekat tersebut. namu dari beberapa sumber yang saya baca bakteri Caulobacter crescentus ini merupakan zat adhesif (lem) yang sangat lengket berbahan dasar gula yang di produksi ketika proses pelekatan bakteri (ketika bakteri menjadi sesil).

http://www.faktailmiah.com/2010/09/28/caulobacter-penghasil-lem-terkuat-di-dunia.html
http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Caulobacter_crescentus

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

Walaikumsalam wr.wb
terima kasih atas pertanyaanya saudari Martha, mohon maaf saya tidak membahasa spesies bakteri Lactobacillus plantarum. namun mungkin maksud anda yaitu Caulobacter crrescentus. terkait dengan solusi dari dampak negatif ini, sekarang para ilmuwan sedang melakukan riset dalam pengembangan krim antibakteri (“Video Microscopy Unveils the Tricks of Nature’s Toughest Glue,” Popular Science, 10 Feb. 2012).

https://gbia.wordpress.com/2012/03/07/bak

Unknown said...

amazing sekali bakteri C. crrescentus ternyata dia berkekuatan super :) . disini saya hanya ingin menambahkan informasi saja bahwa ada mahasiswa yang berangkat sebagai wakil Indonesia dalam tahap seleksi kompetisi Hankel Inovation Challenge 5. Kompetisi yang dihelat oleh sebuah perusahaan multinasional Henkel di Jerman ini merupakan ajang cipta ide inovatif untuk mahasiswa di tingkat internasional. Mereka adalah Hendro Utomo dan Farida Ariany, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Berasal dari bidang ilmu berbeda, mereka mengolah bakteri Caulobacter menjadi lem yang bisa digunakan dalam bangunan dan konstruksi beton. daann Setelah melakukan kajian dan literatur lebih lanjut, mereka merekonstruksi gagasan tersebut menjadi lem untuk bahan bangunan. "Selama ini lem dibuat dari bahan kimia semacam reaksi hidro karbon, untuk itu kami menggagas inovasi lain berupa lem dari bahan baku bakteri," kata mahasiswa angkatan 2008 ini menjelaskan. Bakteri Caulobacter yang merupakan bahan baku lem ini hidup di bebatuan sepanjang dasar sungai dan laut. "Kami menemukan potensi jenis bakteri ini untuk dikembangkan menjadi lem super," ujar mahasiswa asli Sidoarjo tersebut. Farida menyatakan, secara khusus, Bio Bon dapat digunakan untuk merekatkan bangunan yang terbuat dari konstruksi beton. "Produk ini lebih kuat dari super lem yang sudah ada, waterproof, dan dapat digunakan untuk struktur bangunan di daerah perairan," tambah Farida, mahasiswi yang pernah aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Workshop Entrepreneur and Technology (WE&T) ini. sumber rujukan http://news.okezone.com/read/2012/02/15/373/576359/bio-bon-lem-dari-bakteri-ala-its :)

Unknown said...

Woow keren sekali bakteri caulobacter ini ... Wahh jdi muncul peryanyaan nih dalam benak saya. apakah zat perekat yg di hasilkan oleh bakteri tsb dapat d produksi dan di gunakan seperti alat" perekat lainnya ? Terimakasih

Unknown said...

alhamdulillah ilmu baru...
dari artikel yang sudah saya baca,dan isinya sangat menarik. namun ada yang ingin saya tanyakan.
apakah zat yang dikeluarkan oleh bakteri tersebut memang cocok untuk dijadikan lem, jangankan untuk digunakan, untuk memproduksinya saja sangat susah krtika dilepaskan dari mesin...? lalu, lem yang dihasilkan bakteri ini cocok digunakan dalam bidang apa saja ? apakah sudah ada yang memproduksinya ? terimakasih

epibio13 said...

Bakteri supeerr...Ada yang ingin saya tanyakan mengenai perkembangbiakannya , apakah cocok untuk di budidayakan?mengingat manfaatnya yang luar biasa... Bakteri ini di produksi di seluruh dunia, apakah diindonesia banyak yang meminati produk yang berbahan dasarkan bakteri ini? dan bagaimana keberadaan atau pertumbuhannya di negara kita?melimpahkah? terimakasih^_^

Luthfi Adzkia's Official Blog said...

ternyata ada juga ya bakteri penghasil lem ini, yang zat perekatnya sangat kuat. nah apabila lem yang dihasilkan bakteri ini terkena tangan manusia, tentu saja tangan kita akan menadi sangat lengket. bagaimanakah cara memisahkan lem tersebut dari tangan kita? hehe terimakasih :)

Catatan Nihayah said...

super sekali artikelnya ka Nurul ini, namun ada hal yang ingin saya tanyakan terkait produksi dari lem yang menggunakan C. crrescentus ini,
1. Apakah dalam pembuatannya murni hanya menggunakan C.crrescentus saja atau ada bahan-bahan lain yang di campurkan.
2. lem ini kan sangat lengket, oleh sebab itu penggunaanya lebih cocok digunakan untuk lem apa? terimaksih...

Unknown said...

waah wahh saya benar-benar takjub membaca kalimat "Bayangkan untuk melepaskan lem ini dari daerah seluas buku tulis biasa saja perlu tarikan lima buah mobil" Subhanallah betapa kuatnya ya lem yang dihhasilkan bakteri ini. namun yang membingungkan saya, jadi sebenarnya lem yang dihasilkan bakteri C.crescentus ini sudah diterapkan dalam kehidupan belum? atau sudah adakah pabrik yang memproduksinya? sedangkan di artikel dikatakan "Masalahnya adalah bagaimana memproduksi lem ini tanpa membuat lemnya lengket pada mesin pembuatnya."

Unknown said...

bakteri yang luar biasa sekali yang dapat merekat sangat kuat, artikel yang sangat bermanfaat rul, jadi menambah ilmu lagi nih ,,
tapi ada yang ingin saya tanyakan, kekuatan yang dimiliki lem ini sangay kuat dan luar biasa, dari komentar saudari ratih bahwa bakteri ini bisa digunakan dalam bangunan dan konstruksi beton, dinegara mana sajakah yang sudah menggunakan bakteri ini, dan seberapa pesat perkembangan pengunaan bakteri C. crrescentus digunakan ?
terimakasi nurul

Welcome My Blog said...

Terimahkasih atas jawabannya saudari nurul, Maaf saudari nurul atas kesalahan pertanyaan saya mengenai bakteri yang saya maksud adalah Caulobacter crrescentus bukan Lactobacillus plantarum . Terimahkasih atas ketelitiannya dalam membaca.

Unknown said...

Terima kasih saudari Ratih, info nya sangat menambah wawasan saya terkait sejumlah mahasiswa indonesia yang mengikuti kompetensi Hankel Inovation Challenge dan peran Caulobacter dalam penghasil lem yang ternyata juga bisa digunakan untuk lem bahan bangunan yang terbuat dari beton.

Welcome My Blog said...

Mohon maaf sebelumnya, mengenai pertanyaan saya yang kedua yaitu Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya?belum dijawab dengan anda. Terimahkasih

Unknown said...

Maaf sedikit melebar yang ingin saya tanyakan dari genus caulobacter apakah ada lagi speseis yang bisa mengHasilkan lem??

Unknown said...

terima kasih atas pertanyaannya saudari Nuraida, Zat perekat yang dihasilkan oleh bakteri Caulobacter crescentus ini sedang digalakkan untuk digunakan sebagai lem komersal. mengingat info yang sudah diberikan saudari Ratih terkait lem dari bakteri tersebut (Biobon) dapat digunakan untuk merekatkan bangunan yang terbuat dari konstruksi beton. Produk ini lebih kuat dari super lem yang sudah ada, waterproof, dan dapat digunakan untuk struktur bangunan di daerah perairan.


http://news.okezone.com/read/2012/02/15/373/576359/bio-bon-lem-dari-bakteri-ala-its

Unknown said...

ya, terima kasih atas pertanyaannya saudari Yani, berdasarkan sumber yang saya baca memang zat yang dihasilkan oleh bakteri Caulobacter crescentus ini dapat dijadikan sebagai lem, karena kemampuannya yang sangat kuat untuk perlekatan. Nah salah satu kelemahan dari produksi lem dari bakteri ini sangat susah. oleh karena itu para ilmuwan sedang melakukan riset terkait hal tersebut.
untuk cocok digunakan dalam bidang apa, berdasarkan sumber yang saya baca juga, dapat digunakan untuk merekatkan bangunan yang terbuat dari konstruksi beton. untuk proses produksinya juga sedang digalakkan oleh mahasiswa institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang memfokuskan bukan hanya pada penelitian, melainkan bisnis marketing dan upaya memproduksinya secara massal.

https://gbia.wordpress.com/2012/03/07/bakteri-menghasilkan-lem-paling-kuat/#respond
http://news.okezone.com/read/2012/02/15/373/576359/bio-bon-lem-dari-bakteri-ala-its

Unknown said...

mohon maaf saudari Martha, tolong diperjelas pertanyaan mengenai faktor yang mempengaruhinya, maksudnya mempengaruhi apa?

Unknown said...

yaa pertanyaanya yang super juga saudari Epi, memanng Caulobacter ini memiliki manfaat yang luar biasa. di Indonesia sendiri mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Hendro Utomo dan Farida Ariany, mereka mengolah bakteri Caulobacter menjadi lem yang bisa digunakan dalam bangunan dan konstruksi beton. Produk ini lebih kuat dari super lem yang sudah ada, waterproof, dan dapat digunakan untuk struktur bangunan di daerah perairan. mereka juga tidak hanya meneliti, bahkan mereka memadukan ilmu yang mereka dapatkan dengan bisnis marketing dan upaya memproduksinya secara massal.
mengenai pertumbuhan bakteri tersebut yang melimpah atau tidak di Indonesia saya belum menemukannya, yang pasti keberadaan dan pertumbuhan bakteri ini pasti ada pada peraian baik di laut atau air tawar dengan kadar nutrisi yang minim. dan bisanya mereka hidup pada perairan yang bersih.

http://news.okezone.com/read/2012/02/15/373/576359/bio-bon-lem-dari-bakteri-ala-its

Welcome My Blog said...

Baik, terimahkasih atas tanggapannya. Untuk memperluas pertanyaan saya bahwa Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi adanya bakteri ini sehingga dapat mengahasilkan lem terkuat. Jika ada, tolong penjelasannya. Terimahkasih :)

Dita Ayu Wulandari said...

Assalamualaikum
Waah... hebat sekali bakteri ini. Namun, ada yang ingin saya tanyakan, adakah pemanfaatan lem yang dihasilkan oleh bakteri Caulobacter crescentus dalam bidang medis ? terimakasih

Unknown said...

terimakasih atas pertanyaannya sudari Nihaya,
1.mohon maaf berdasarkan sumber yang saya baca, saya belum menemukan dalam pembuatannya menggunakan bahan-bahan murni atau kah campuran. Namun, para peneliti menduga beberapa protein tertentu pasti dicampurkan ke dalam molekul-molekul gula. yang pasti bahwa pada bekteri Caulobacter crescentus ini menghasilkan suatu zat adhesif (lem) yang sangat lengket.
2. dalam penggunaannya dapat digunakan untuk merekatkan bangunan yang terbuat dari konstruksi beton.

http://graphe-ministry.org/articles/2012/02/bakteria-menghasilkan-lem-paling-kuat/
http://news.okezone.com/read/2012/02/15/373/576359/bio-bon-lem-dari-bakteri-ala-its

Unknown said...

terima kasih saudari Athiyyah atas pertanyaanya. ya memang lem yang dihasilkan oleh Caulobacter crescentus ini memliki kekuatan yang superkuat dibandingkan dengan lem produksi buatan manusia sendiri.
permasalahan yang ada yaitu bagaimana memproduksi lem ini tanpa membuat lemnya lengket pada mesin pembuat, terkait dengan solusi dari dampak negatif ini, sekarang para ilmuwan sedang melakukan riset dalam pengembangan krim antibakteri (“Video Microscopy Unveils the Tricks of Nature’s Toughest Glue,” Popular Science, 10 Feb. 2012).
dalam hal bakteri ini sudah diterapkan atau belum, di Indonesia sendiri mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Hendro Utomo dan Farida Ariany, mereka mengolah bakteri Caulobacter menjadi lem yang bisa digunakan dalam bangunan dan konstruksi beton. Produk ini lebih kuat dari super lem yang sudah ada, waterproof, dan dapat digunakan untuk struktur bangunan di daerah perairan. mereka juga tidak hanya meneliti, bahkan mereka memadukan ilmu yang mereka dapatkan dengan bisnis marketing dan upaya memproduksinya secara massal.


https://gbia.wordpress.com/2012/03/07/bak
http://news.okezone.com/read/2012/02/15/373/576359/bio-bon-lem-dari-bakteri-ala-its

Unknown said...

faktor-faktor yang mempengaruhi bakteri ini menghasilkan lem terkuat mungkin dari fator instrinsik (bakteri itu sendiri), dalam siklus hidup bakteri Caulobacter pada saat akan menjadi sesil (dewasa), bakteri tersebut melepaskan flagelnya dan sel menyintesis prostecha. prostecha ini sejenis untuk pelekatan dan menempelkan dirinya sendiri di lingkungan yang sesuai. Pelekatan ini merangsang produksi perekat manis, yang kemudian dikeluarkan pada daerah kulit dan segera mengikat sel ke permukaan. zat perekat itulah yang kita sebut sebagai lem.

http://www.faktailmiah.com/2010/09/28/caulobacter-penghasil-lem-terkuat-di-dunia.html
http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Caulobacter_crescentus

Unknown said...

terima kasih atas pertanyaannya saudari Santi, berdasarkan sumber dari saudari Ratih terdapat mahasiswa indonesia yang mengikuti kompetisi Hankel Inovation Challenge 5. Kompetisi yang dihelat oleh sebuah perusahaan multinasional Henkel di Jerman ini merupakan ajang cipta ide inovatif untuk mahasiswa di tingkat internasional.
ide yang mereka teliti yaitu mengenai lem produksi bakteri, namun mereka selain meneliti juga mengembangkan bisnis marketing dari lem tersebut.
mengenai negara mana saja yang sudah menggunakan lem produksi bakteri tersebut mohon maaf belum ada sumber yang menyebutkan, namun dari artikel tersebut indonesia sudah mulai menggalakkannya, dibuktikan dengan kedua mahasiswa ITS tersebut yang memainkan bisnis marketing dan upaya memproduksinya secara massal.
terima kasih

Welcome My Blog said...

Waw, terimahkasih atas kesempurnaan dalam menjawabnya saudari nurul, Semoga dengan jawabannya memberikan banyak manfaat :)

Nadya Zein said...

Ternyata sudah banyak pertanyaan yang telah diajukan oleh teman-teman yang lain. Di sini saya hanya ingin menambahkan, genom C. crescentus ini terdiri dari RNA linear sebanyak 4.016.942 pasangan basa. Genomnya berisi kelompok-kelompok gen yang mengkode protein yang penting bagi metabolisme sel. Terima kasih dan semoga bermanfaat ^_^
Sumber yang saya pakai adalah https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Caulobacter_crescentus

Unknown said...

terima kasih atas pertanyaannya saudara Edo, sebelumnya mohon maaf karena bahasan saya fokus pada bakteri spesises Caulobacter crescensus jadi hanya spesies tersebut saja yang dibahas. tetapi saya berusaha untuk menjawabnya tetapi mohon maaf beberapa sumber yang saya baca penghasil lem terkuat itu pada spesies Caulobacter crescensus saja.

http://graphe-ministry.org/articles/2012/02/bakteria-menghasilkan-lem-paling-kuat/
http://news.okezone.com/read/2012/02/15/373/576359/bio-bon-lem-dari-bakteri-ala-its
http://www.faktailmiah.com/2010/09/28/caulobacter-penghasil-lem-terkuat-di-dunia.html

Unknown said...

Alhamdulillah, terima kasih saudarai Nadya atas tambahannya. sangat memberikan wawasan bagi saya :)

Unknown said...

terima kasih atas pertanyaannya sudari Dita, berdasarkan sumber yang saya baca pada http://news.okezone.com/read/2012/02/15/373/576359/bio-bon-lem-dari-bakteri-ala-its, menyatakan bahwa Hendro seorang mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pernah membuat penelitian mengenai lem yang dihasilkan bisa jadi pengganti teknik menjahit luka yang selama ini digunakan dunia kedokteran.
Namun, pada perjalanan penyusunan ide, dia menemukan hambatan karena ternyata sulit diwujudkan, apa lagi hanya dalam jangka waktu 30 tahun.

dan pada sumber yang lain http://www.faktailmiah.com/2010/09/28/caulobacter-penghasil-lem-terkuat-di-dunia.html menyatakan Secara hipotesis, lem produksi C. crescentus dapat diproduksi massal dan dipakai untuk melapisi permukaan untuk tujuan medis dan teknik. Hal ini karena lem ini bekerja pada permukaan basah.

http://news.okezone.com/read/2012/02/15/373/576359/bio-bon-lem-dari-bakteri-ala-its
http://www.faktailmiah.com/2010/09/28/caulobacter-penghasil-lem-terkuat-di-dunia.html

Unknown said...

Amin. terima kasih kembali saudari Martha atas pertanyaannya.

Unknown said...

terima kasih atas pertanyaannya sudari Luthfi, berdasarkan sumber yang saya baca mohon maaf, belum ada yang mengemukakan solusi apabila bakteri tersebut terkena tangan manusia. namun perlu diketahui untuk melepaskan lem ini dari daerah seluas buku tulis biasa saja perlu tarikan lima buah mobil. nah oleh karena itu perlunya kita berhati-hati jika menggunakan lem tersebut. terima kasih

Yolanda Mustika said...

Assalamu'alaikum..
Pada saat apakah bakteri Caulobacter crescentus dapat lebih optimal dan praktis untuk dimanfaatkan? Mengingat untuk melepaskan lem ini dari daerah seluas buku tulis biasa, perlu tarikan lima buah mobil.
Terimakasih..

nila zuqistya said...

ooh seperti ituu
dengan adanya Caulobacter crescentus jadi memacu para ilmuwan untuk menciptakan pencuci WC dan krim antibakteri untuk membasmi Caulobacter crescentus ya

Unknown said...

waah hebat sekali, bahkan di Indonesia sendiri lem tersebut digunakan dalam bangunan dan kostruksi beton yah. Terimakasih atas jawabannya kk nurul :)

Unknown said...

Waaa sangat bermanfaat sekali artikelnya saudari nunu iniii, menambah pengetahuan saya dari yang tidak tau sekarang menjadi tau hehe :) dan bikin saya takjub juga sama si kecil yang "Super" ituu dan komentar tambahan dari teman-teman yang lain juga sangat bermanfaat, hmm dari komentarnya saudari Ratih ternyata Mahasiswa dari Universitas lain saja sudah ada yang dapat mengolah bakteri Caulobacter menjadi lem yang bisa digunakan dalam bangunan dan konstruksi beton, Lalu, kita kapan nih? :)

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

Wah artikel yang sangat menarik nih. Apalagi kalimat terakhir yang tertuliskan "Secara hipotesis, lem produksi C. crescentus dapat diproduksi massal dan dipakai. Masalahnya adalah bagaimana memproduksi lem ini tanpa membuat lemnya lengket pada mesin pembuatnya. Bayangkan, untuk melepaskan lem ini dari daerah seluas buku tulis biasa, perlu tarikan lima buah mobil". Luar biasa yah.
Yang ingin saya tanyakan adalah, apakah hingga saat ini belum ada riset yang menemukan cara atau mesin yang dapat memisahkan lem tersebut dari mesin pembuatnya tanpa harus ditarik dengan kekuatan lima mobil seperti yang Anda paparkan di atas?
Dan satu lagi lem super kuat dengan brand "Power Glue" yang dijual dipasaran saja mempunyai bau yang nau'dzubillah, nah apakah produk lem dari Caulobacter crescentus ini mempunyai bau yang tidak sedap sepeti "Power Glue" tersebut atau bahkan lebih parah?
Terimakasih

Unknown said...

Menarik sekali saudari Ratih, terutama bagi saya yang sedikit terpikat dengan dunia Konstruksi Bangunan walau berada diingkungan biologi tentunya. Ternyata dapat dipadukan antara ilmu biologi dan ilmu arsitektur yah :-)

Luthfi Adzkia's Official Blog said...

oke nu. terimakasih infonya :)

Nurhasanah said...

wah luar biasa , ternyata ada bakteri yang mempunyai kemampuan semenakjubkan itu, masya allah .
saya sedikit ingin menambahkan mengenai Klasifikasi bakteri Caulobacter crescentus dimana termasuk Bakteri kuncup dan/atau bakteri berapendiks dimana Bentuk selnya berupa bola, oval, ginjal, batang dengan ujung meruncing. Mempunyai ciri yang khas yaitu beberapa diantaranya membentuk tonjolan berbentuk filamen yang disebut prosteka dari tubuh selnya.berkembang biak dengan berkuncup dan membelah. Habitatnya di tanah dan lingkungan akuatik.
info ini tersedia di http://www.academia.edu/8857590/MODUL_PEMBELAJARAN_METODE_IDENTIFIKASI_KLASIFIKASI_MIKROBA_PROKARIOT_DAN_VIRUS

Unknown said...

Seperti yang telah dipaparkan dalam artikel diatas, bakteri ini dapat menghasilkan lem terkuat di dunia? Apakah lem tersebut sudah dapat diproduksi? Lalu jika sudah untuk apa lem tersebuat dipergunakan karena lem tersebut memiliki kekuatan yang sangat luar biasa?

Nadya Zein said...

Semoga bermanfaat.
Dan terima kasih atas tambahan ilmunya dari artikel di atas saudari Nurul ^_^

Unknown said...

terima kasih saudari Nurhasanah atas tambahan informasinya, sangat bermanfaat :)

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

terima kasih saudari Nining atas pertanyaannya. ya bakteri ini dapat menghasilkan lem terkuat di dunia. karena bakteri ini mempunya suatu zat adhesif (lem) lengket berbahan dasar gula. saking lengketnya zat tersebut dipergunakan oleh manusia untuk inovasi lem terkuat di dunia.di Indonesia sendiri mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Hendro Utomo dan Farida Ariany, mereka mengolah bakteri Caulobacter menjadi lem yang bisa digunakan dalam bangunan dan konstruksi beton. Produk ini lebih kuat dari super lem yang sudah ada, waterproof, dan dapat digunakan untuk struktur bangunan di daerah perairan. mereka juga tidak hanya meneliti, bahkan mereka memadukan ilmu yang mereka dapatkan dengan bisnis marketing dan upaya memproduksinya secara massal.


http://koran.tempo.co/konten/2012/02/14/264669/Bakteri-Pembuat-Lem-Terlengket-di-Bumi
http://news.okezone.com/read/2012/02/15/373/576359/bio-bon-lem-dari-bakteri-ala-its

Unknown said...

iya kurang lebih seperti itu saudari Nila.

Unknown said...

iya terima kasih kembali :)

Unknown said...

iya terima kasih kembali saudari Athiyyah :)

Unknown said...

Walaikumsalam.
terima kasih atas pertanyaannya saudari Yolanda, mengingat lem produksi bakteri Caulobacter crescentus ini sangat kuat sekalu dan disebutkan bahwa untuk melepaskan lem ini dari daerah seluas buku tulis biasa perlu tarikan lima buah mobil, maka lem produksi bakteri ini dapat lebih optimal jika digunakan untuk merekatkan bangunan yang terbuat dari konstruksi beton. Produk ini lebih kuat dari super lem yang sudah ada, waterproof, dan dapat digunakan untuk struktur bangunan di daerah perairan.

http://news.okezone.com/read/2012/02/15/373/576359/bio-bon-lem-dari-bakteri-ala-its

Unknown said...

ya betul sekali saudari Nabila, lem produksi bakteri Caulobacter ini merupakan lem yang sangat superkuat sehingga Mahasiswa dari Universitas lain sudah ada yang dapat mengolah lem yang bisa digunakan dalam bangunan dan kontruksi beton.
mengingat untuk mengolahnya saja perlu biaya dan tenaga yang tidak sedikit, maka hal tersebut menjadi sesuatu yang kurang dari kita sendiri. Dengan berjalannya teknologi dan pengetahuan, semoga ke depannya kita bisa mengembangkan bakteri tersebut untuk kepentingan kehidupan :)

Unknown said...

terima kasih atas pertanyaannya sudara Syahrul.
memang kekuatan dari lem produksi Caulobacter ini sangat luar biasa. sehinnga dalam tulisan saya menyatakan bahwa untuk melepaskan lem ini perlu tarikan 5 buah mobil. terkait dengan bagaimana cara memisahkan lem tersebut dari mesin pembuatnya sekarang para ilmuwan sedang melakukan riset dalam pengembangan krim antibakteri (“Video Microscopy Unveils the Tricks of Nature’s Toughest Glue,” Popular Science, 10 Feb. 2012).
untuk produk lem dari Caulobacter tersendiri saya belum menemukan sumber yang megemukakan apakah produk lem ini mempunyai bau tidak sedap atau tidak. yang jelas lem produksi bakteri ini merupakan zat adhesif lengket berbahan dasar gula, dari penjelasan tersebut saya berhipotesis bahwa bau dari lem produksi ini berbau manis.

https://gbia.wordpress.com/2012/03/07/bak

Anonymous said...

oohh..ternyata demikian, jadi itu alasan kenapa bakteri tersebut memilih meninggalkan kehidupan motilnya

Unknown said...

terimakasih nunu atas informasinya,,, sangat membantu :)

Unknown said...

iya sudara Abdan kurang lebih seperti itu. semoga bermanfaat atas jawaban dari saya.

Unknown said...

terima kasih kembali, ya semoga bermanfaat :)

Baskoro said...

Menurut anda, Apakah penggunaan Caulobacter crescentus dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia?

Unknown said...

Terima kasih saudara Baskoro atas pertanyaanya. Berdasarkan sumber yang saya baca pada https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Caulobacter_crescentus, menyatakan bahwa Caulobacter tidak berbahaya dan tidak bersifat pathogen bagi manusia.

Unknown said...

semoga proyek ini dapat dikembangkan dengan baik, karena potensi untuk mengembangkan dibidang infrastruktur sangat tinggi.. dan dapat memajukan perekonomian masyarakat.
sekedar info juga bahwa jalanan beton kini sedang digencarkan pembangunannya, karena terkenal lebih kuat dan murah, diharapkan dengan pengembangan bakteri ini sektor transportasi diindonesia lebih baik lagi,.
info tersebut juga telah dituliskan dalam http://www.ilmusipil.com/metode-cara-membuat-jalan-beton

Unknown said...

iya kaka Nurul sama-sama :)

Unknown said...

makasih banyak atas jawabannya,.
sangat bermanfaat,.. :)

Unknown said...

Terimakasih atas jawabannya. Mudah-mudahan riset tersebut cepat membuahkan hasil agar produk lem nya dapat digunakan oleh masyarakat

Borkat Daulay said...
This comment has been removed by the author.
Borkat Daulay said...

your blog is very good, Nurul. I like It (y)

Unknown said...

thanks :)

Post a Comment